Jika QA baru masuk dalam kondisi di mana tidak ada tim QA atau QA sebelumnya sudah meninggalkan posisi tanpa adanya transfer knowledge atau dokumentasi yang memadai, itu bisa menjadi tantangan yang besar. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut:
1. Tentukan Proses dan Prioritas Awal
- Bertanya ke Tim Pengembang atau Pemangku Kepentingan Lain
Jika tidak ada dokumentasi atau tim QA sebelumnya, langkah pertama adalah berkoordinasi dengan tim pengembang atau tim produk untuk memahami produk yang sedang dikembangkan. Mereka bisa memberikan wawasan tentang fungsionalitas utama aplikasi atau sistem yang perlu diuji. - Identifikasi Prioritas Pengujian
Pahami produk secara menyeluruh dan tentukan area yang paling penting atau berisiko tinggi untuk diuji terlebih dahulu. Fokus pada fungsionalitas utama, fitur yang baru, atau bug yang sering muncul.
2. Bangun Proses Pengujian dari Awal
- Membangun Prosedur Pengujian Dasar
Tanpa tim QA atau dokumentasi sebelumnya, QA baru perlu mulai dengan membangun prosedur pengujian dasar, seperti menulis test case dan checklist pengujian. Ini adalah dasar yang perlu dipahami oleh QA baru untuk menjalankan pengujian yang efektif. - Alat Pengujian
Pilih alat pengujian yang sesuai (manual atau otomatis) berdasarkan kebutuhan produk. Pastikan untuk mulai dengan alat yang paling mendasar untuk menangani pengujian yang ada, dan evaluasi alat lain seiring berjalannya waktu.
3. Tanyakan Detail tentang Infrastruktur dan Alur Kerja
- Bertanya tentang Infrastruktur dan Alur Kerja
Pastikan untuk mempelajari alur pengembangan produk (misalnya, model CI/CD, alur kerja antara pengembang dan QA). Ini akan memberi gambaran tentang cara produk di-deploy dan diuji. - Tanya tentang Proses Pengujian yang Sudah Ada
Jika ada pengujian yang dilakukan sebelumnya, coba dapatkan informasi tentang pendekatan pengujian yang digunakan, seperti metodologi (misalnya Agile atau Waterfall), framework pengujian, dan apakah ada unit test atau automated test yang sudah diterapkan.
4. Bangun Dokumentasi untuk Pengujian
- Mulai Membuat Dokumentasi Pengujian
Setelah memahami cara pengujian dilakukan, buat dokumentasi dari proses yang ada. Ini bisa termasuk template test case, panduan pengujian manual, dan checklist pengujian. - Mencatat Temuan dan Proses yang Diterapkan
Selama pengujian berlangsung, pastikan untuk mencatat temuan-temuan yang relevan dan cara-cara untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Ini akan membantu membangun basis pengetahuan yang berguna bagi orang lain di masa depan.
5. Menilai dan Mengatasi Masalah Secara Bertahap
- Bertahap Menilai Produk
Lakukan pengujian produk secara bertahap, mulai dari yang paling mendasar hingga ke area yang lebih kompleks. Identifikasi bug atau masalah besar yang perlu segera diperbaiki. - Kerja Sama dengan Tim Pengembang
Karena tidak ada tim QA, kerja sama yang erat dengan tim pengembang akan sangat penting. Mereka bisa membantu untuk memahami pengujian yang dilakukan dan mungkin bahkan memperbaiki masalah yang ditemukan dengan lebih cepat.
6. Membangun Rencana Pengujian Jangka Panjang
- Kembangkan Rencana Pengujian Jangka Panjang
Setelah memahami produk, buat rencana pengujian jangka panjang yang mencakup pengujian otomatis (jika memungkinkan), test coverage, dan pendekatan pengujian berkelanjutan. - Evaluasi Pengujian Otomatis
Jika memungkinkan, mulai menerapkan pengujian otomatis untuk mengurangi beban pengujian manual dan meningkatkan efisiensi dalam jangka panjang.
7. Membangun Tim QA (Jika Diperlukan)
Rekrutmen atau Kolaborasi dengan Tim Lain: Jika kebutuhan pengujian berkembang dan lebih banyak sumber daya diperlukan, pertimbangkan untuk merekrut anggota baru untuk membangun tim QA. Jika perusahaan tidak siap untuk tim QA besar, kamu bisa berkolaborasi dengan tim pengembang atau tim produk untuk menyelesaikan tugas-tugas pengujian secara bersama-sama.
8. Peningkatan Terus-Menerus
Iterasi dan Penyesuaian: Setelah QA baru mulai melakukan pengujian, lakukan iterasi dan penyesuaian pada proses pengujian berdasarkan feedback dan temuan yang ada. Uji efektivitas prosedur dan alat yang digunakan, dan pastikan untuk terus belajar dan berkembang dalam metodologi pengujian.
9. Berkomunikasi dengan Manajer atau Pihak Terkait
Laporan Berkala: Pastikan untuk memberikan laporan berkala kepada manajer atau pemangku kepentingan lainnya mengenai kemajuan pengujian dan masalah yang ditemukan. Ini bisa membuka peluang untuk diskusi lebih lanjut tentang bagaimana meningkatkan proses pengujian dan mendapatkan dukungan lebih banyak.
Dalam situasi seperti ini, tantangannya memang besar karena tidak ada warisan pengetahuan yang jelas, tetapi dengan pendekatan yang terstruktur dan penuh inisiatif, QA baru bisa mulai membangun sistem pengujian yang efektif untuk memastikan kualitas produk.